Nama : Diah Ayu Setiarini
NPM : 12514951
Kelas: 3PA02
RATIONAL
EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY
Tokoh
dari rational emotive theraphy adalah Albert Ellis dan sering disebut
pendekatan konseling ABCDE. REBT
dulu dikenal sebagai RET (Rational Emotif
Theraphy). Menurut Gladding (2004), teori yang dikembangkan oleh Ellis ini
serupa dengan pendekatan kognitif yang dikembangkan oleh Aaron Beck.
Corey(2001) mengatakan bahwa ada perbedaan antara terapi yang dikembangkan oleh
Beck dan REBT, terutama dalam hal metode dan gaya terapi. Misalnya, REBT sangat
persuasif, dan konfrontatif, sedangkan Beck memakai dialog Sokratik dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka dengan tujuan agar klien merefleksikan
isu-isu personal dan sampai pada kesimpulan mereka sendiri. Perkembangan kedua
pendekatan ini terjadi secara independen pada saat yang bersamaan.
A. Konsep
utama
Berdasar
atas filosofi bahwa ”apa yang menganggu jiwa manusia bukanlah
peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu mereaksi atau berprasangka
terhadap persitiwa-peristiwa tersebut”. Percaya bahwa setiap manusia mempunyai
pilihan, mampu mengontrol ide2nya, sikap, perasaan, dan tindakan2nya serta
mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri. Didasari
asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional.
Karakteristik utama RET: aktif-direktif
B. Tujuan
konseling
Membantu
klien memahami kepercayaan irasionalnya, dengan mendebat, melepaskan atau
mengusirnya, dan selanjutnya merubahnya dengan pemikiran yang lebih positif dan
rasional.
C. Fungsi
konselor
Fungsi
utama konselor: menyerang, membantah, mengkonfrontasikan, atau membongkar
keyakinan irrasional klien dalam rangka menunjukkan betapa tidak rasionalnya
cara berpikir klien. Membantu menggantinya dengan cara berpikir dalam
perspektif baru yang lebih baik, positif, dan rasional, selanjutnya menguatkan
dan meyakinkan akan keberhasilannya serta mendorong untuk mengimplementasikan
dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata.
D. Proses
dan teknik konseling
Klien
diharapkan sepenuhnya dapat mencapai tiga pemahaman : peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang menyebabkan perilakunya neurotik, alasan-alasan yang
menjadikannya ia mempertahankan ketidakbahagiannya dan mengulanginya, klien
dapat mengalahkan gangguan emosinya dengan secara konsisten mengobservasi,
menanyakan, dan menemukan system keyakinan dirinya.
E. Teknik
1. Teknik-teknik
Kognitif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien,
meliputi :
a) Pengajaran : Menunjukkan betapa tidak
logisnya cara berpikir klien sehingga menimbulkan gangguan emosi dan
mengajarkan cara2 berpikir yang lebih positif & rasional.
b) Persuasif : Melalui berbagai argumentasi,
konselor meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya yang keliru.
c)
Konfrontasi : Menyerang ketidakrasionalan berpikir klien dan membawanya ke arah
berfikir yang lebih rasional.
d)
Pemberian Tugas : Memberi tugas kepada klien untuk mencoba melakukan tindakan
tertentu dalam situasi nyata.
2. Teknik-teknik
Emotif yaitu teknik yang digunakan untuk mengubah emosi klien. Konselor harus
mampu menerima klien tanpa sayarat. Termasuk teknik ini : sosiodrama, role
playing, modeling ataupun self modeling, latihan asertif, humor , latihan
melawan rasa malu.
3. Teknik-teknik
perilaku digunakan untuk mengubah tingkah laku klien yang tidak diinginkan.
Termasuk teknik ini: penguatan (reinforcement),
teknik permodelan sosial (social modelling), relaksasi.
Daftar Pustaka
Lesmana,
M.K. (2005). Dasar-dasar konseling. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Pada
video ini, klien merupakan mahasiswi semester 5 yang berkuliah di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Klien tersebut bernama Karina. Karina mempunyai masalah
bahwa dirinya adalah seseorang yang perfeksionis, yang menginginkan segala
sesuatunya sesuai dengan keinginnya. Contohnya pada tugas kelompok, pada tugas
kelompok ada seseorang yang mengerjakan sesuatu asal-asalan, jika tugas
tersebut tidak sesuai dengan apa yang Karina inginkan, ia akan mengulang tugas
tersebut dari awal sampai tugas tersebut sesuai denganapa yang ia inginkan.
Karina
mendapatkan kritikan dari teman-temannya atas perilaku perfeksionisnya dan
teman-temannya menyerahkan semua tugasnya kepada Karina, karena merasa apa yang
mereka kerjakan tidak sesuai dengan apa yang Karina inginkan. Karina menyadari
bahwa perilaku perfeksionisnya itu salah, kemudian Konselor memberikan saran
kepada Karina bahwa manusia mempunyai
kekurangan dan kelebihan dan karina disarankan untuk mendengarkan pandangan
orang lain.
Konselor
memberikan dorongan kepada Karina untuk mengubah sikap perfeksionis dengan
tekad yang kuat. Dalam video ini konselor juga memberikan dampak perilaku yang
telah dilakukan oleh Karina. Konselor meminta Karina untuk berfikir bahwa di
dunia ini tidak ada yang sempurna dan mengakibatkan manusia merasa kurang dan
timbulnya sifat perfeksionis. Kemudian, Karina menyadari bahwa ia harus
berperiaku perfeksionis pada kondisi yang tepat atau bisa membedakan kapan
harus bersikap perfeksionis dan kapan tidak. Karina menyadari juga untuk
mengubah sikap perfeksionis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar